Jumat, 11 Juli 2008

12 Rabiul Awal

Menggambarkan keberadaan manusia Rasulullah SAW sebagai manusia sejati memang tidak cukup hanya dengan perayaan maulid. Karena Muhammad adalah representasi al-Quran, kalam Allah SWT. Sedemikian agungnya sehingga Allah menjaminkan keselamatan manusia dan peradabannya di atas pundaknya, untuk itulah kemudian umat manusia wajib mengikuti seluruh titah dan bimbingan Beliau.
Beliau dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal atau 21 April 571 M. Tahun kelahiran Nabi itu oleh bangsa Arab disebut “tahun gajah”. Maulid Nabi sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti Hari Kelahiran Nabi. Selain menandai hari kelahiran, pada tanggal yang sama Nabi SAW melakukan hijrah ke Madinah. Bahkan Nabi SAW wafat pada 12 Rabiul Awal.

asbestos attorney cancer lawyer mesothelioma settlement

asbestos cancer attorney

asbestos stomach cancer

consolidate school loans

free homeowners insurance quotes

free motorcycle insurance quotes

free online car insurance quotes

georgia mesothelioma lawyer

houston mesothelioma attorney

houston mesothelioma lawyers

loan consolidation comparison

low home equity loan rates

mesothelioma attorney new york

mesothelioma attorney texas

mesothelioma death

mesothelioma definition

mesothelioma minnesota

mesothelioma survivor

mesothelioma survivors

pennsylvania mesothelioma attorney

student loan consolidation companies

student loan consolidation comparison

Ada banyak tulisan yang menerangkan tentang perayaan dalam rangka memperingati Hari Kelahiran Rasullullah SAW. Sejarah Islam memang tidak pernah mencatat dalam masa Beliau maupun sahabat tentang hal berkaitan merayakan Maulid Nabi seperti apa yang ditemukan pada saat ini.
Bukan berarti tanpa pertentangan, sama halnya dengan do’a qunut shubuh. Ada mazhab yang menolak segala macam bentuk perayaan dengan alasan tergolong bid’ah, sementara lainnya membolehkan dengan alasan untuk membangkitkan kembali semangat perjuangan Beliau. Tapi memang demikian indahnya Islam, seandainya kita bisa memaknai lebih jauh tentang perbedaan yang terjadi. Maka terlepas dari membolehkan atau tidak, kenapa tidak kita buktikan rasa cinta pada Beliau dan Sang Khalik dengan memeluk Dien yang Rahmatan lil Alamin ini secara kaffah?.

Tidak ada komentar: